Setelah acara pembukaan pelatihan pada tanggal 28 Juli 2019 lalu, pelatihan Dharmaduta dimulai dengan kegiatan evaluasi Dharmaduta. Kegiatan ini bertujuan untuk pengenalan maupun pemahaman terhadap alasan peserta mengikuti pelatihan ini, evaluasi kemampuan peserta dalam bercerita dan evaluasi tingkat pengetahuan peserta terhadap ajaran Buddha.  Pada awal kegiatan, peserta diberikan waktu 5-10 menit untuk memilih satu buku yang ada di Perpustakaan Vihara DCBC. Buku tersebut harus dibaca selama ± 30 menit. Setelahnya, peserta dipilih secara acak untuk berbicara kedepan dalam waktu 5-10 menit. Topik yang harus diceritakan di depan adalah perkenalan diri, tujuan maupun motivasi mengikuti pelatihan Dharmaduta dan menceritakan buku yang telah dibaca sebelumnya. Materi ini dibawakan langsung oleh Hendra Awie, Dmd yang merupakan lulusan DMD (Dharmaduta Muda) II terbaik pada tahun 2014.


Pada sesi perkenalan tersebut dapat diketahui bahwa peserta pelatihan berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, begitu pula dengan motivasi mereka untuk mengikuti pelatihan. Umumnya, mereka telah mengikuti organisasi Buddhis dari berbagai Vihara di Kota Medan, baik sebagai anggota Muda/i Vihara, Samanera ataupun organisasi Buddhis lepas. Latar belakang pendidikan mereka juga beragam dari Mahasiswa, karyawan dan lain sebagainya.


Motivasi peserta dalam mengikuti pelatihan secara umum adalah agar mereka memiliki pemahaman Dharma yang lebih dan kemampuan juga kesempatan untuk membantu dalam menyebarkan Dharma dilingkungan sekitar mereka. Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa Dharma merupakan hal yang penting dan dibutuhkan oleh setiap manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dharma yang menjadi pegangan hidup dapat menjadi obat bagi kita saat kita menderita. Pemahaman Dharma yang tepat juga dapat menjadi sandaran dan arahan bagi kita dalam memutuskan dan menjalankan kehidupan kita sehari-hari. Menurut salah satu peserta, oleh karena Dharma memiliki manfaat yang begitu besar, kenapa kita tidak membagi hal tersebut dengan teman lainnya. Beberapa peserta juga menyadari sulitnya mendapatkan pengajaran Dharma, khususnya daerah pinggiran di Kota Medan dan sekitarnya. Dengan kesadaran itu, mereka memiliki tekad untuk menjadi seorang Dhammaduta.

Topik yang dibawakan oleh peserta dalam pelatihan juga beragam dari riwayat kehidupan Sang Buddha ataupun kisah yang menceritakan bagaimana pelaksanaan Dharma dalam kehidupan sehari-hari.  Peserta juga menceritakan bagaimana Dharma mengubah cara pandang mereka terhadap kehidupan dan bagian dari Dharma yang menyentuh kehidupan mereka secara umum. Setiap peserta diberikan nilai oleh Juri mengenai kemampuan dan teknik berbicara secara singkat. Setelah sesi perkenalan selesai, peserta arahkan untuk mengisi soal-soal mengenai pemahaman mereka terhadap Ajaran Buddha. Setiap jawaban dari tes tersebut dinilai langsung oleh Panitia dan Bhante Pannasami.