Pada hari Jumat,  tanggal 30 Agustus 2019, Pelatihan Dharmaduta Muda Angkatan III/2019, yang diselenggarakan oleh Dharmasoka Institute, mengulas materi mengenai Kapita Selecta Theravada dan Mahayana. Dalam perkembangan Buddhisme, kita dapat melihat munculnya tradisi-tradisi utama Buddhis, yakni Theravada, Mahayana dan Vajrayana. Tradisi-tradisi yang ada merupakan adaptasi dengan budaya-budaya setempat, dan dari kesemua tradisi utama ini tetap mempunyai inti ajaran yang sama dari Sang Buddha. Tradisi-tradisi ini juga ikut mewarnai perkembangan Agama Buddha di Indonesia.


UP. Wirawan Giriputra menyampaikan bagaimana perkembangan tradisi Theravada di Indonesia. Setelah berakhirnya kerajaan Majapahit dan Sriwijaya, Agama Buddha mulai dikenal di Indonesia oleh Bhikkhu Narada, bhikkhu Theravada yang berasal dari Srilanka. Beliau menceritakan bagaimana perkembangan Agama Buddha di Indonesia oleh  Y.M Bhikkhu Ashin Jinarakkhita hingga pembentukan organisasi Sangha Theravada Indonesia dan Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia sampai sekarang.

Selanjutnya, Pdt. Prajna Nanda mengulas tentang organisasi-organisasi buddhis yang ada di Indonesia dengan negara lain, bagaimana kemunculan tradisi Mahayana, aspek dan filosofi dalam kebiasaan praktik Mahayana. Beliau juga menjelaskan tentang sutra sutra dalam tradisi Mahayana.

Beliau mengingatkan bahwa seorang dharmaduta wajib mengetahui dan membaca beberapa sutra dalam Mahayana sehingga memiliki wawasan yang lebih mengenai tradisi Mahayana. Membaca dan menafsirkan sutra Mahayana tidak boleh kaku dan harus berpedoman pada makna yang sesungguhnya bukan pada pengertian bahasa saja.

Pelatihan ini berlangsung sekitar 2 jam yang dimulai pada pukul 19.00 WIB. Pada akhir sesi, peserta melontarkan beberapa pertanyaan sehingga panitia menutup acara  lebih lama dari jadwal.

Melalui pembekalan ini, para peserta diharapkan dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik ketika memberikan ceramah di vihara-vihara baik itu yang mengikuti tradisi Theravada maupun Mahayana.  (MH)